Selasa, 06 Agustus 2013

Kuliah

Aduuhhh ini kayaknya ciri-ciri dimana gue udah bosen sama ngeblog karena lebih enak pake tumblr laaah, tapi tetep ga bisa move on dari blog...
Gue aja bingung sekarang mau cerita tentang apa -______-"
Ya sebenernya cuma pengen ngepost aja, biar blog gue ga terlalu keliatan karatan gitu ._.

Eh, gimana kalo gue cerita tentang "Lulus Sekolah" secara sekarang gue udah lulus gituuuh.. Tapi belom wisuda.
Insyaallah, tanggal 7 September 2013 gue bakal wisuda. The best event, setelah 4 tahun minum cairan-cairan laboratorium. Congrats banget ini, terharu banget deh ._.

Yap, dengan lulusnya gue dari SMK, sekarang status gue adalah Mahasiswi. Gue ga mau disebut pengangguran, karna pas dari masih sekolah gue udah diterima disalah satu Kampus di Tangerang. Institut Teknologi Indonesia.
Kenapa gue bisa diterima disitu? Ya gue juga bingung ._.
GILA MEN! TESNYA SUSAH BENERRRR!!
Ya kalo buat ukuran otaknya Ria sama Erna (Baca di post sebelum-sebelumnya) ini gampang banget. Tapi buat otak gue, ini menyiksa!
Kelar test, gue mau muntah. 2 jam buat ngerjain 90 soal yang sampe sekarang ga pernah mau gue kenang. Mendingan mengenang mantan deh daripada ngenang tuh soal. Jauh lebih menyakitkan ._.

Gue diterima di ITI jurusan Teknik Kimia. Keren kan yaaa?
Gila men, bangga banget dah bisa masuk teknik kimia. Pas udah diterima, gue baru searching tuh, apa aja sih yg dipelajarin orang-orang TekKim?
Gue sempet nanya sama salah satu alumni di ITS, mas Dito namanya.
Doi bilang, Teknik Kimia itu belajar 1 tahun tentang kimia dasar, dan sisanya fisika.
Seketika gue mau minum baygon pake es!
FISIKA! Nilai fisika gue dari SD sampe lulus SMA aja ngepas mulu! 80% remed malah, dapet nilai 81 juga cuma sekali, itu juga karna gurunya kasian sama gue -_-
Seminggu gue bingung, gimana caranya pindah jurusan?!
Gue stress!
Seminggu kemudian, akhirnya gue sadar. Yaa gue harus belajar fisika. Abis belajar, ya bunuh diri ._.

Damn it.
Seketika gue badmood, dan males ngelanjutin posting ini. Sekian.

Jumat, 14 Desember 2012

Kepik, Belalang dan Si Kupu-kupu.

Sore ini aku tak bisa terbang. Hujan mengguyur setidaknya sebagian besar wilayah tinggal dan bermainku. Sayapku sedikit basah. 
Aku terdiam di bawah daun yang cukup besar sambil menunggu reda hujan ini. Langit semakin gelap, ku intip sedikit dari tempatku meneduh. "Huhhhh.." Keluhku semakin memperkuat gelapnya hujan ini. 

"Skskskkkkk" tiba-tiba ada suara gesekan yang cukup kasar. 
"SKSKKKK" semakin ku dengar dengan jelas suara ini. "Tepat di belakangku", kataku dalam hati. Apakah seekor cengcorang? Pemakan daging itu, apakah dia ingin menyantap aku? 
Saat itu sangat dingin, tapi aku berkeringat. Aku takut. 

Sayapku sudah mulai kering. Aku sudah siap terbang melarikan diri, walau hujan masih menangis. Ku beranikan membalikkan badanku perlahan, untuk memastikan suara itu. 
"GLEK!" Ku telan ludah, jantukku sedikit berdegup kencang. 
"EHHH!!!! Dasar gila ya! Gue kira tadi lo itu mau makan gue!!!!!" Aku marah sejadi-jadinya ketika tau itu sahabatku, si Belalang. 
Gesekan kakinya memang sama dengan gesekan kaki cengcorang. 

Dengan wajah polos, dia tersenyum. "Makanya jangan bengong! Liat hujan aja galau! Ih enggak banget deh", dia menyenggol sayapku. 
Aku dan belalang memang sudah lama berteman. Bersahabat lebih tepatnya. 
Kami sering sekali berkeliling taman, mencari sedikit daun segar untuk dimakan. 
Tapi saat ini aku mulai menjauhinya. Kenapa? 

Siang itu, kami balapan menuju taman dari rumahku. Jangan anggap sayap kecilku ini tak bisa mengalahkan loncatan di kakinya. Sering kali aku menang adu kecepatan dengannya, entah karna dia sengaja kalah atau karna aku..... berjuang keras untuk selalu di depannya, disampingnya, dimanapun asalkan dengannya. 
Hari itu sepertinya aku akan menang. Tanpa melihat belakang, ku paksa sayapku bergetar melawan angin. Akhirnya aku sampai di taman. Kulihat sekeliling, tak ada belalang di sekitarku. Aku menang? Tentu saja itu jawaban yang tepat! 
"Hey sayap merah! Baru sampe??!" Suara itu berasal dari semak liar di pinggir kolam. Si belalang, ternyata dia sudah sampai. 
Dengan wajah bete, ku hampiri dia dan bermain seperti biasanya. 

Taman ini adalah tempat terindah bagi kami. Kami menghabiskan banyak sekali waktu kami berdua disini. Ya, berdua. Aku dan si belalang itu. Itu yang menyebabkan aku terpikat dengannya. 
Dia selalu memilihkan daun segar untukku. Dia yang selalu menyipratkan air kolam ke sayapku. Aku cemberut, dan dia akan mengeringkannya. 
Itulah dia. 

Hari semakin sore, senja di ufuk barat mulai tenggelam. Ini pertama kalinya aku bermain hingga segelap ini dengannya. Kami duduk di atas dahan kayu rapuh, pinggir kolam. Mata si belalang tertuju pada kumpulan bunga sepatu yang baru bermekaran. 
Aku mengagetkannya, menghilangkan lamunannya. 
"Awas kesambet! Bengong mulu" 
Matanya masih tertuju ke bunga itu. 
"Eh liat deh, itu ada kupu-kupu disana. Anak baru ya? Kok cantik?", kata belalang dengan polos. 

Ya, itu si kupu-kupu. Aku kenal dengannya. Dia hanya akan keluar ketika sore seperti ini. Aku ajak belalang mendekati bunga sepatu itu untuk ku kenalkan kepada kawan kecilku, si kupu-kupu. 
Mereka tampak akur. Aku senang melihatnya, kedua temanku yang berbeda jenis kini berteman. 

Sudah seminggu ini, belalang selalu pergi ke taman tanpa sepengetahuan ku. Hari itu, aku sengaja mengikutinya. 
Ternyata dia menemui si kupu-kupu. Aku terpaku melihat kemesraan mereka berdua. Si tampan dengan kaki yang kuat itu dan si cantik dengan sayap yang memukau. 

Entah sudah berapa hari sejak kejadian aku melihat mereka seperti itu. Belalang datang ke rumahku. 
"Rum, gue punya cerita nih!!!! Jadi seminggu kemaren itu gue PDKT sama si kupu-kupu dan hari ini gue mau nyatain perasaan gue! Menurut lo gimana?" 
Seperti di hempaskan dari gunung ke jurang. Aku hanya tersenyum dan......... 
"She is the best for you :)" jawabku singkat. 


Kisahku ini hanya sedikit gambaran kecil dari beberapa kisah nyataku. Sengaja aku gambarkan dari seekor kepik. Yang memang berbeda jauh dengan kupu-kupu :) 
Bogor, 15 desember 2012.

Senin, 10 Desember 2012

Setetes Hujan


Aku setetes hujan.
Aku adalah kesayangan anak pengojek payung. Menanti hujan turun dengan menggenggam payung dengan erat diantara jemarinya.
Aku setetes hujan. Sama, seperti setetes air mata yang menghiasi wajah mereka.
Menanti dikeramaian demi sehelai uang, “untuk makan” begitu jelasnya singkat. Jangan kira aku tidak sakit melihatnya. Bahagia ketika aku terhempas dibahan nilon yang sudah agak berlubang itu.
Aku setetes hujan, yang selalu melebarkan bibir mereka untuk tersenyum dan ingat kepada Tuhannya dengan berucap “alhamdulillah”

Selasa, 04 Desember 2012

Harga Diri dan Kesucian.


Sebuah cerita dari seorang kawan yang menggambarkan betapa rendahnya harga diri wanita di mata lelaki.
Pergaulan jaman metropolitan seperti ini, tidak menjamin kesucian diri seorang wanita. Entah karena lelaki yang menganggap remeh atau memang wanita itu tidak menghargai dirinya sendiri.
Seorang kawan bercerita kepada saya tentang kesaksian dirinya sendiri, dan penyesalannya akan hal ini. Melepas lajang, setelah melepas harga dirinya sendiri. Memang dia lelaki, tapi apa itu menjamin bahwa ‘tidak apa-apa’ dengan melepas kesuciannya?
Kawan lain, ikut bercerita tentang kisah cintanya. Tidak terlalu tragis, namun tetap merendahkan harga dirinya.
Haruskah aku perlebar cerita ini?
Ini hanya gambaran.
Menghargai diri kalian sendiri, jauh lebih suci. Kawan, dunia ini memang hanya sementara tapi kita punya agama. Kita punya Tuhan.
Masihkah kalian menghargai Tuhan kalian?
Saya, menulis ini bukan berarti saya seorang yang alim. Tak luput dari dosa, saya belum bisa menutup aurat saya. Tapi saya punya harga diri.
Bogor, 5 Desember 12.

Senin, 12 November 2012

Harapan

Hujan, bawalah aku mengalir bersamamu. Mengisi, menghapus dan menyakiti relungku dengan derasnya rintikmu.

Angin, ajaklah aku menari bersamamu. Melayang, terjatuh, tersandung hingga menembus seluruh rusukku.

Ombak, jadikan aku riakmu. Terseret, terhempas, mengambang dan terhanyut dalam dinginnya egomu.

Jendral, jadikan aku Mayormu. Rela terluka, menolong, membela untuk semua prajuritmu serta rakyatmu.

Semut, jadikan aku rumahmu. Terinjak, tergusur namun selalu hangat dengan penuh kasih sesamanya.

Tapi, Cinta, jangan jadikan aku pesakitanmu. Menyakiti seperti hujan. Melayang dan terjatuh seperti angin. Terhempas seperti ombak. Rela terluka seperti jendral. Dan, terinjak seperti semut.

Cinta, jadikan aku kekasihmu. Terkasihi, menyayangi, mencintai tanpa melukai.
Haruskah aku menanam kenangan untuk di petik kala senja menjelang? Atau hanya memetik impian di pagi menyapa?

Minggu, 09 September 2012

PHP

Sedikit membahas tentang asmara. Jadi selama gue jarang ngeblog ini, banyak banget kejadian yang gue dapet terutama di bidang asmara.
Waktu gue SMP, pernah ada salah satu guru gue yang bilang "Jangan Jatuh Cinta Kalau Belum Siap Sakit Hati, Karna Cinta Itu Pengorbanan. Pengorbanan Walaupun Hati Kita Sendiri Yang Dikorbankan".
Mungkin guru gue abis sakit hati makanya tiba-tiba bilang gitu (―˛―“)
Tapi emang bener juga sih yang di omongin sama guru gue ini.. Banyak orang yang nyesel karna jatuh cinta. Kenapa? Karna dia ga siap buat patah hati. Kalo aja dia siap buat patah hati, pasti ga akan nyesel deh.

Cerita tentang pengalaman pribadi, namanya sakit hati gue udah hatam. UDAH-PERNAH-BANGET.
Walaupun udah-pernah-banget bukan berarti gue ga bisa nangis lagi kalo lagi sakit hati..
Nangis itu obat, kalo nangis di pendem aja dalem tubuh, jatohnya nyesek. Ga ikhlas.
Belajar ikhlas deh dari sekarang..

Sekarang itu lagi booming-boomingnya banget PHP and HarKos. Pasti kalian udah tau kan nih singkatan?
PHP itu Pemberi Harapan Palsu. Ada yang protes, sebenernya bukan PHP tapi emang salah satu pihak aja yang kepedean lagi di taksir.
Oke, gue lurusin lagi deh..
Banyak sih ya para cewek yang ngerasa di PHPin, tapi pihak cowoknya bilang "loh? Gue ga suka sama dia kok.. Dia aja yang GR di kira gue naksir" nah loh.. Siapa yg di salahin kalo kaya gini?
Sebenernya PHP itu lanjutan dari HTS (Hubungan Tanpa Status).
Pengalaman pribadi juga nih ya, gue pernah di PHPin. Bukan karna gue kepedean ya tapi emang si cowok ini ngasih harapan yang beneran palsu (semoga dia baca) *ngarep* (´ʃƪ`)
Jadi gue kenal dia itu singkat banget, sampe akhirnya gue deket banget sama dia. Masalahnya gue LDR (Long Distance Relationship) jadi namanya ketemu itu kemungkinannya 50/1000000000 (҂⌣_⌣)/|‾‾‾‾|
Dia pernah ngajak jadian tapi dia ngomongnya via ВВМ. Gue ga mau tuh, gue bilang "kalo berani, ngomong langsung dong" hebatnya disitu dia makin semangat dan dia bilang "oke, harus cepet ketemu nih biar ga di duluin sama cowok lain"
Jujur, gue seneng pake banget. Disini bisa di bilang gue itu suka sama suka.
Gue jalanin hubungan ini sebulan lebih. Namanya hubungan pasti ada suka dukanya. Banyak konflik antara gue sama dia, kebanyakan gue yg marah.. Dia orangnya sabar banget. Ini yang bikin gue ga bisa lepas dari dia.
Sampe akhirnya ada 1 konflik yang bikin hubungan kami pecah. Emang gue yang mulai, tapi gue itu cuma ngegeretak. Dia udah capek sama tingkah gue..
Awalnya gue berharap banget dia bakalan balik sama gue tapi ternyata dia benci banget sama gue, dia anggep gue musuh. Dia bener-bener marah.
Dan, dia bukan kaya dia yang dulu.
Gue pernah janji bakal bikin balik semuanya biar bisa kaya dulu, terserah dia mau atau enggak.
Sampe akhirnya, pasca 1 hari gue konflik hebat sama dia (3 september) gue baca dia mulai deket sama cewek.
Secepat itu kah? Gue kecewa, jujur.
Tapi gue masih punya janji dan gue punya harapan..
Eh, bukan cuma segitu sakit hatinya.. Parahnya, gue baru tau kalo mereka jadian tanggal 29 Agusutus, dan tanggal 29 agustus ini dia masih perhatian banget sama gue kaya biasanya. Disini gue baru inget kalo gue sempet mikir, emang akhir2 itu dia ga kaya dulu yang setiap gue ВВМ pasti langsung di read. Ini enggak, agak lama baru di read ya walaupun ga lama banget sih. Tapi ini aneh banget.
Secara logika aja, dia bilang sama gue sih ya si cewek itu cuma temennya. Oke gue percaya, gue percaya kalo mereka ga akan sampe jadian.
Mau temen sedeket apapun, kalo mau jadian pasti pake PDKT. Mereka jadian tanggal 29, berarti PDKTnya jauh-jauh hari sebelum tanggal 29 kan? Bener ga?
Semua masa lalu gue sama dia dari hari ke hari gue inget lagi, gue flash back. Sampe akhirnya gue inget, waktu itu abis solat Isya gue ngerasa ga ada rasa sedikitpun sama dia. Padahal, siangnya gue biasa aja sama dia..
Emang selalu ada nama dia dalam doa abis solat gue, dan entah kenapa gue baru sadar sekarang.

Allah itu sayang sama gue, dia udah ngasih petunjuk itu tapi gue ga sadar.

Ga cuma sekali gue kaya gini, sering banget abis solat perasaan gue ke dia langsung berubah. Tapi gue belajar buat ga labil.
Abis kejadian konflik besar gue di tanggal 2, masih selalu ada nama dia dalam doa gue. Doa gue ga muluk-muluk banget kok, cuma "ya Allah, jadikan dia dirinya sendiri, dirinya yang seperti dulu"
Tapi entah kenapa gue ngerasa doa gue ini ga terkabul. Gue salah.
Allah kabulin doa gue, Dia jadiin si tersangka PHP ini dirinya sendiri.. Dirinya yang emang kaya gue ceritain dari tadi.
Allah ga mau gue di sakitin lagi sama dia. Allah sayang sama gue.
Sampe akhirnya kejadian kaya gini, gue baru bisa bilang..
Allah Maha Besar, Allah Maha Esa, Allah Maha Mendengar dan Allah Maha Mengabulkan.
Thanks GOD, you're everything for me :)o:)

Ini nih yang namanya PHP, lanjutan dari HTS. Udah lama suka sama suka tiba² di tinggalin sama cewek lain.
Sangat ga bisa di pungkirin kalo ini PHP.
Ada yang pernah kaya gini? Wake up guys! Hidup lo masih panjang. Allah ga akan misahin tulang rusuk kok :). Trust it! Berdoa aja terus, jangan capek..